7 Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di NTB

1. Tradisi “ngurisan” atau cukur rambut bayi
Tradisi yang dilakukan kepada bayi yang baru lahir atau berumur dibawah enam bulan, biasanya dilaksanakan di Masjid atau Musala pada hari-hari besar agama Islam, terutama saat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid). Yang unik adalah seluruh tokoh agama dan masyarakat yang diundang harus mencukur atau memegang kepala bayi tersebut.

2. Tradisi Musik Gerantung
Di daerah Dasan Beleq, tepatnya di Desa Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara (KLU) merayakan Maulid Nabi dengan membunyikan gerantung atau alat musik tradisional selama 24 jam lebih tanpa henti. Sebelum membunyikan gerantung, terlebih dahulu alat musik tradisional itu dibersihkan di lokoq teraga sebuah sumur yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.

3. Tradisi Ruah Maulud
Ruah Maulud ini biasanya diaplikasikan dalam bentuk ngumpul bersama atau pesta kecil-kecilan dengan mengudang sanak kerabat dan tetangga-tetangga dekat. Selain mengundang kerabat dekat mereka juga mengundang fakir miskin dan anak yatim makan-makan di rumahnya. Yang khas di sini adalah jajanan nya, yang biasanya sulit ditemukan ketika hari-hari biasa.

4. Tradisi di Desa Adat Bayan, Lombok Utara
Tradisi ini dipusatkan di Masjid Kuno Bayan Beleq yang diperkirakan dibangun pada abad-16 oleh para penyebar Islam. Ada banyak urutan kegiatan yang dilakukan selama dua hari berturut turut berdasarkan Lingsereat atau kalender adat Bayan. Yang unik adalah adanya “Praja Maulud”, Praja Maulud ini menggambarkan proses terajdinya perkawinan langit dan bumi, Adam dan Hawa, yang disimbolkan dengan pasangan penganten. Prosesi ini dilakukan oleh pranata-pranata adat Bayan.

5. Tradisi di Dasan Agung, Mataram
Di Kelurahan Dasan Agung, ada delapan kampung yang merupakan penduduk asli Dasan Agung dan kedelapan kampung tersebut merayakan maulid secara bergantian sejak masuknya bulan Maulid hingga selesai. Ada berbagai macam kegiatan seperti pawai/arak-arakan yang mengusung anak anak yang akan dikhitan dengan menggunakan kuda-kudaan dan memakai pakaian adat.

6. Tradisi Migel
Tradisi Migel (tarian) biasanya digelar disekitar kompleks Masjid Kuno Gumantar. Kegiatan tarian Migel ini dilakukan oleh segala lapisan masyarakat, baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Terutama yang lebih menonjol adalah dilakukan oleh para gadis.

7. Tradisi “Kemang Male” dari Sumbawa
“Kemang” dalam bahasa Sumbawa memiliki arti bunga, sedangkan “Male” memiliki arti seni menggunting hiasan kertas. Jadi, bisa disimpulkan “Kemang Male” adalah seni menggunting kertas dengan membentuknya menjadi bunga. Kemang Male yang dibentuk dari berbagai macam warna kertas di beri gantungan berupa snack, roti, bahkan uang.

Leave a Reply