Kisah Perjuangan Fathir Menarik Perhatian PenSosMas 

MUHAMMAD FATHIR HARIS (8) dari Kediri Selatan, Kec. Kediri Kabupaten Lombok Barat yang memiliki postur tubuh normal seperti teman sebayanya hanya bisa duduk tergeletak dengan tikar yang telah usang. Ketika lapar Fathir hanya bisa menangis sebagai tanda bahwa anak itu kelaparan.

 

Fathir mulai diketahui orang tuanya mempunyai penyakit disabilitas sejak Fathir berusia 3 tahun. Untuk berkomunikasi dengan orang lain anak kelahiran Kediri 3 Mei 2012 itu menggunakan bahasa isyarat, seperti dengan tertawa manandakan ia sedang bahagia, menangis jika ia sedang bersedih, kesakitan, kelaparan.

 

Ayah Fathir, Munawir Haris pergi ke negeri jiran Malaysia selama 20 tahun dan berhasil membuat rumah yang lumayan sederhana dengan penghasilan yang ayahnya tabung. Sekarang ayahnya berprofesi sebagai buruh bangunan serabutan.

 

“Kadang saya sebagai buruh bangunan yang serabutan, kalau ada yg mengajak saya alhamdulillah, kalau tidak ada yang mengajak saya tidak punya pekerjaan lain, akhirnya nganggur,” ceritanya.

 

Hal itu diakui Munawir saat tim Penyuluh Sosial Masyarakat (pensosmas) Kediri datang untuk menyurvei keadaan keluarga itu.

 

Ayah Fathir mengaku penghasilanya jika menjadi buruh bangunan itu sebesar Rp 50-60 ribu perhari.

 

“Kalau lagi ada kerjaan bangunan alhamdulillah bisa saya hasilkan Rp 50 sampai 60 ribu perharinya walaupun belum cukup, ya kita cukup-cukupkan saja, alhamdulillah juga kemarin kita dapat bantuan JPS Covid-19 yang sangat membantu keseharian kami,” aku Munawir.

 

Fathir juga masih memiliki seorang ibu, Mardiana sebagai ibu rumah tangga dan selama ini Mardiana mengaku merawat Fathir dengan sabar dan penuh kasih sayang.

 

“Sampai saat ini alhamdulillah saya masih diberikan kesehatan untuk merawat anak saya, Allah SWT sedang menguji saya sebagai hambanya yang sabar,” ujar Mardiana

 

 

Untuk itu, pensosmas Kediri Suhaimi yang dalam hal ini bersinergi dengan masyrakat bersilaturrahmi untuk memastikan keluarga tersebut dan melihat bagaimana kondisi keluarga tersebut.

 

“Tadi kami sudah bertanya bagaimana kondisi keluarga, apa pekerjaan orang tuanya, dan bagaimana kesehariannya, dan kami juga sudah bertanya kepada tetangganya juga, ternyata benar,” ujar Suhaimi

 

Hari Sabtu, 3 Oktober 2020, Tim Pensosmas Kediri memberikan hadiah kepada Fathir sebuah kursi roda dan bingkisan untuk keluarga tersebut.

 

“Alhamdulillah kami pensosmas Kediri mengambil bagian dalam hal ini sudah kami usulkan sebuah kursi roda dari Yayasan Server dan kartu BPJS untuk keluarga ini yang insyaallah besok kami akan usulkan mereka supaya menjadi penerima PKH dan BPNT,” ujar Suhaimi.

 

Suhaimi mengaku bahwa hadiah tersebut berasal dari Yayasan Server yang bekerjasama dengan Dinsos Lombok Barat dan Dinsos Provinsi NTB melalui Pensosmas. (Yassir-ProKopi Lobar)

Leave a Reply