Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) Mataram menggelar Ospek secara online bagi Mahasiswa Baru tahun akademik 2020/2021 bertema “New Normal Perguruan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0” yang berlangsung selama dua hari sejak Sabtu hingga Minggu tanggal 26 sampai 27 September 2020, di Kampus Unizar Mataram.
Kegiatan ospek online secara Webinar itu di ikuti tokoh inspirasi NTB, Ir Nanang Samodra, kemudian Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Bali-Nusra, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, pihak Korem 162/WB, dan para mahasiswa dengan topik Graha Orientasi Unizar (GOU) PKKBM 2020.
Ketua panitia GOU PKKBM 2020 Unizar Mataram, Muhammad Habibullah Aminy, mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung mahasiswa baru sebagai agen-agen perubahan di Universitas Al-Azhar Mataram, dengan kerja keras dan perjuangan sehingga para mahasiswa mampu menjadi seorang pemenang dan mengalahkan harapan banyak orang dan menjadi wakil-wakil harapan di Kampus yang ditempa dalam kawah candradimuka untuk masa depan peradaban sebuah bangsa sebagai Mahasiswa.
Sapaan Habib itu menyampaikan ungkapan Soekarno, “Beri aku seribu orang tua maka akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda maka akan kugoncangkan dunia.” Pemuda punya peran yang besar di setiap sejarah perubahan yang besar, sebagai mahasiswa itu punya ciri khas dalam berpikir secara murni serta nikmatnya idealisme dalam ruh pergerakan mahasiswa.
“Jadilah mahasiswa yang tidak condong sebelah, baik akademik maupun non akademik. Prestasi, IPK itu penting, tapi softskill dari organisasi kampus itu juga sangat penting sebagai kolaborasi yang cantik,” ungkapnya.
Rektor Unizar Mataram, Dr Ir Muh Ansyar sedikit menjelaskan visi dan misi Universitas dibawah naungan Yayasan Pesantren Luhur Azhar itu yakni, berupaya semaksimal mungkin agar menjadi PTS Islam terkemuka di NTB dengan mengembangkan mutu pendidikan yang berlandaskan nilai agama, sehingga setiap lulusannya akan memiliki kekayaan intelektual sekaligus kekayaan moral (intelektual yang bermoral, red)
Sedangkan misinya yakni menyelenggarakan pendidikan tinggi modern yang berbasis penelitian untuk menghasilkan SDM yang mandiri dan berkualitas.
Kemudian menyelenggarakan pendidikan tinggi modern dengan menerapkan kurikulum yang berorientasi kepada kecerdasan moral dan menyelenggarakan pendidikan tinggi modern dengan hasil didikannya menjadi manusia yang berkemampuan menemukan, mengembangkan serta menerapkan ipteks.
Adapun tujuan lanjutnya, menghasilkan lulusan yang yang profesional, kreatif, bermoral, dan mampu mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Memberi nilai tambah bagi sumber daya manusia secara kualitatif dan kuantitatif yang relevan terhadap kebutuhan pasar.
Kemudian menciptakan atmosfer akademik yang kondusif antara dosen dan mahasiswa, melalui praktikum, eksperimen dan demonstrasi. Meningkatkan pertumbuhan teknologi melalui observasi, riset, dan implementasinya dan menawarkan jasa publik termasuk membantu memecahkan masalah khususnya dalam bidang-bidang yang terkait dengan disiplin program studi di sekitar Unizar.
“Selamat datang kepada mahasiswa/mahasiswi baru tahun akademik 2020/2021,” ungkap Ansyar, Sabtu 26 September 2020.
Salah satu tokoh inspiratif NTB, Ir Nanang Samodra, berterima kasih telah diajak berpartisipasi dalam kegiatan Webinar online oleh panitia Ospek PKKBM 2020 Unizar Mataram.
Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok 2 itu sedikit mengulas tema “new normal perguruan tinggi di Era revolusi industri 4.0”. Dimana, jauh sebelumnya dirinya sudah berfikir bahwa sekian tahun kedepan, semua jenis kegiatan termasuk perkuliahan akan menggunakan kecanggihan teknologi informasi. Namun, hal itu telah berlaku maju dengan adanya pandemi Covid-19.
“Keberadaan wabah pandemi Covid-19 telah menunjukkan kepada kita semua akan era revolusi 4.0, segala kegiatan dilakukan dengan kecanggihan teknologi,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, membahas gerakan nasional revolusi mental di tengah pandemi, terlebih di kalangan mahasiswa.
Gede Aryadi memaparkan definisi revolusi mental, dimana revolusi mental menurut Presiden RI Joko Widodo adalah mencakup karakter bangsa, bukan sekadar kondisi jiwa perorangan, artinya yang harus mengalami revolusi adalah seluruh masyarakat Indonesia.
“Revolusi mental itu merupakan usaha untuk mengubah karakter bangsa Indonesia. Nantinya perubahan di level masyarakat itu akan mendorong individu menyesuaikan diri di dalamnya dikutip dari Wirutomo dkk tahun 2014,” ujarnya, Minggu 27 September 2020.
Mantab Irbansus pada Inspektorat NTB itu menyampaikan tujuan gerakan nasional revolusi mental yakni mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja, yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Kemudian,
membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi menjadi bangsa maju dan modern dengan pondasi tiga pilar Trisakti.
Selanjutnya, mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan yang kuat melalui pembentukan manusia Indonesia baru yang unggul.
Adapun nilai-nilai strategis instrumental gerakan nasional revolusi mental tersebut meliputi integritas didalamnya menyangkut kejujuran, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab, dan konsisten
etos kerja.
Tidak hanya itu, bisa juga mandiri, etos kerja, daya saing, optimis, inovatif, dan produktif dan gotong royong yang diartikan kerjasama, solidaritas, tolong menolong, peka, komunal, dan berorientasi pada kemaslahatan
Gerakan nasional revolusi mental itu mencakup pada lima gerakan sosial, yaitu gerakan Indonesia melayani gerakan indonesia bersih, gerakan Indonesia tertib,
gerakan Indonesia mandiri, dan
Gerakan Indonesia bersatu. Dimana, komposisi perubahan 70 persen berfokus pada peningkatan pelayanan publik oleh ASN dan 30 persen berfokus pada partisipasi masyarakat.
“Masyarakat yang dimaksudkan yakni para generasi muda yang saat ini akan mengenyam pendidikan strata satu di Unizar Mataram dan di Universitas lainnya,” kata dia.
Bagi Gede Aryadi menambahkan, revolusi mental itu juga sejalan dengan visi dan misi kepemimpinan Gubernur – Wakil Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah dan Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, yang meliputi NTB tangguh dan mantab diartikan melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur penunjang sektor unggulan serta konektivitas wilayah.
Kemudian NTB asri dan lestari yang dimaknai melalui pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan yang berkelanjutan. Selanjutnya NTB bersih dan Melayani, dimaksudkan bahwa melalui transformasi birokrasi yang
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dari KKN dan berdedikasi, melalui penanggulangan kemiskinan.
NTB sehat dan cerdas yakni melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pondasi daya saing daerah.
Begitu halnya NTB sejahtera dan mandiri diartikan, melalui penanggulangan kemiskinan mengurangi kesenjangan, dan pertumbuhan ekonomi inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan industrialisasi
Terakhir NTB aman dan berkah, melalui perwujudan masyarakat madani yang
beriman, berkarakter dan penegakan hukum
yang berkeadilan.
Untuk diketahui, dalam Webinar itu, para mahasiswa baru dari masing-masing fakultas dipersilahkan menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar. (*)