Keberadaan Ekowisata Mangrove di Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong Lombok Barat (Lobar) belakangan ini cukup menyedot perhatian para wisatawan, dan pemerhati wisata, tak terkecuali pemerintah daerah maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Pagi tadi (18/7) Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalillah dan jajaran Dinas Pariwisata NTB bersama Direktur Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Reza Pahlevi, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengunjugi lokasi Ekowisata Mangrove tersebut. Kunjungan dilakukan dalam rangka penguatan Desa Wisata Gemilang 2020 dengan konsep CHSE (Clean, Health, Safety, Environment).
“Mulai hari ini Desa Sekotong Tengah kami perkuat bersama Direktur Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk penguatan tata kelola dan pokdarwis dan juga pengelolaan-pengelolaan dari aktivitas kelembagaan yang lain dari tempat ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB H. L. Moh. Fauzal.
Di hadapan Wakil Gubernur NTB dan rombongan, Fauzal juga menjanjikan akan membantu penataan wisata mangrove di lokasi itu berupa pengadaan boot work, pembangunan trek red atau jembatan kayu untuk melintasi hutan mangrove baru untuk jalan keluar, kemudian penataan area parkir dan toilet portabel.
Ekowisata Mangrove Sekotong Tengah yang mempunyai luas sekitar 12 ha dengan panjang trek sekitar 300 meter ini tak luput dari sanjungan Ummi Rohmi (sapaan akrab wakil Gubernur NTB).
“Kita berada di surga dunia,” ucapnya bangga lalu disambut tepuk tangan meriah dari semua yang hadir dalam acara tersebut.
“Ini sungguh tempat yang luar biasa, tidak semua tempat punya mangrove seperti ini. Maka pesan saya supaya harta ini disayangi, dijaga dan dikelola dengan manajemen yang baik,” pesannya.
Ummi Rohmi tentu juga memberikan apresiasi kepada pemerintah desa setempat beserta jajarannya atas hasil yang telah dicapai dalam membangun wisata daerah ini. Tak lupa pula ia memberikan beberapa catatan agar perkembangan ekowisata mangrove ini tidak stagnan hanya sampai disini.
“Banyak hal yang masih bisa ditingkatkan di sini. Dari penataannya, kebersihannya, UKM-nya, agar masyarakat di sekitar ini bisa mendapatkan manfaat dari wisatawan-wisatawan yang datang ke tempat ini,” katanya.
Selain penataan dan kebersihan ia juga berpesan untuk tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan Covid-19 dalam hal pengelolaan wisata ini.
Kepala Desa Sekotong Tengah L. Saripudin yang dihubungi terpisah setalah acara juga menyampaikan terimakasih atas perhatian yang diberikan pemerintah terhadap wisata yang ada di Sekotong Tengah ini.
Ia kemudian berharap jika dukungan bisa terus ada untuk keberlanjutan wisata mangrove ini.
“Kita sangat berharap bantuan atau janji pembinaan dari provinsi, karena selama ini pembangunan wisata mangrove menggunakan Dana Desa,” ungkapnya.
Seperti yang disampaikannya lebih lanjut, wisata mangrove ini telah menghabiskan lebih dari 700 juta dari Dana Desa yang pembangunannya dilaksanakan dua tahap pada bulan November 2019, kemudian dilanjutkan pada Februari tahun ini.(pl03)